Dalam dunia kedokteran yang terus berkembang, teknologi kini tak hanya menjadi alat bantu, tapi juga agen perubahan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sebagai organisasi profesi medis tertua dan terbesar di Indonesia, telah mengambil peran strategis dalam menjembatani dunia kesehatan dengan kemajuan teknologi. Salah satu langkah nyatanya adalah penyelenggaraan forum-forum ilmiah yang membahas langsung hubungan antara profesi dokter dan teknologi medis mutakhir.
Forum IDI terbaru bertajuk „Saat Dokter Bicara Teknologi„ menjadi titik balik penting dalam cara pandang dunia kedokteran terhadap inovasi digital. Bukan lagi sekadar adaptasi, tapi transformasi paradigma. Dalam forum ini, para dokter dari berbagai spesialisasi berdiskusi tentang Artificial Intelligence (AI) dalam diagnosis, penggunaan big data untuk riset kesehatan, hingga potensi telemedicine sebagai solusi layanan di daerah terpencil.
Lebih dari itu, IDI menekankan pentingnya literasi teknologi di kalangan dokter. Menurut Ketua Umum IDI, Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT, “Kita tidak bisa menolak teknologi. Tapi kita bisa memimpin arah penggunaannya, dengan tetap menempatkan etika medis sebagai pondasi.” Pesan ini menjadi benang merah dalam seluruh sesi forum: bagaimana teknologi bisa memperkuat peran dokter, bukan menggantikannya.
Forum ini juga membuka ruang kolaborasi antara dokter dan para pengembang teknologi. Start-up kesehatan, pengusaha teknologi, hingga perwakilan kementerian ikut hadir dalam diskusi, membuka peluang sinergi lintas sektor. Hasilnya, sejumlah inisiatif baru mulai digagas—dari sistem rekam medis digital nasional, pelatihan dokter berbasis VR, hingga perangkat wearable untuk pemantauan pasien kronis.
Melalui forum ini, IDI tidak hanya menunjukkan adaptasi terhadap zaman, tetapi juga kepemimpinan dalam membentuk masa depan pelayanan kesehatan Indonesia. Di tengah era revolusi industri 4.0, dokter tak lagi berdiri sendiri. Mereka kini berdampingan dengan algoritma, data, dan inovasi.
Sebagai garda terdepan kesehatan masyarakat, para dokter Indonesia siap memasuki era baru. Forum ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan simbol dari pergeseran paradigma: bahwa masa depan medis adalah kolaboratif, digital, dan berbasis ilmu pengetahuan yang terus berkembang.