Ledakan jumlah tenaga medis dari Generasi Z, yang kini memasuki dunia kerja, menjadi tantangan baru bagi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal dengan kecerdasan teknologi dan pola pikir yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Menghadapi fenomena ini, IDI perlu mengembangkan strategi yang efektif untuk memastikan tenaga medis muda ini dapat berkembang dan berkontribusi optimal dalam dunia kesehatan.
Salah satu langkah strategis yang dapat diambil oleh IDI adalah dengan memperkuat pendidikan dan pelatihan. Generasi Z dikenal sebagai pembelajar yang cepat dan adaptif terhadap teknologi. Oleh karena itu, IDI dapat memperkenalkan platform pelatihan online yang lebih interaktif, berbasis teknologi terkini, serta mengadakan webinar atau kursus yang bisa diakses oleh para tenaga medis muda secara fleksibel. Hal ini juga bertujuan untuk memastikan mereka terus memperbarui pengetahuan medis dan mengikuti perkembangan teknologi di bidang kesehatan.
Selain itu, IDI perlu memfasilitasi peningkatan keterampilan profesional tenaga medis muda melalui program mentoring. Mentoring yang melibatkan dokter senior atau tenaga medis berpengalaman dapat membantu para generasi Z untuk mengasah kemampuan klinis dan interpersonal, serta memahami etika medis yang menjadi landasan profesi kedokteran. Proses mentoring ini diharapkan dapat mempercepat adaptasi mereka dalam lingkungan rumah sakit dan klinik.
Menghadapi pergeseran cara pandang terhadap pekerjaan, IDI juga harus memperhatikan kebutuhan dan harapan Generasi Z terkait keseimbangan kehidupan kerja. Generasi Z cenderung mencari pekerjaan yang fleksibel dan memiliki arti, bukan sekadar mencari gaji besar. Oleh karena itu, IDI perlu mendorong kebijakan kerja yang mengutamakan kesejahteraan, kesehatan mental, serta fleksibilitas jam kerja yang memungkinkan tenaga medis muda tetap dapat menjaga kualitas hidup tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada pasien.
Selanjutnya, untuk menjaga semangat dan motivasi generasi Z dalam berkarir, IDI juga harus memberikan ruang bagi mereka untuk berinovasi. Salah satunya adalah melalui pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap pencapaian dalam riset medis, pengembangan teknologi kesehatan, atau kontribusi di bidang sosial. Hal ini akan menciptakan iklim yang mendorong generasi Z untuk terus berinovasi dan berkomitmen dalam profesinya.
Melalui strategi-strategi tersebut, IDI dapat membantu tenaga medis dari Generasi Z berkembang menjadi profesional yang tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki sikap positif dan etika kerja yang kuat. Ini akan memastikan bahwa kualitas pelayanan medis di Indonesia tetap terjaga meski jumlah tenaga medis terus bertambah.